Jumat, 09 Mei 2014

"Hakikat Kebaikan dan Kebahagiaan"

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Mungkin akan sedikit singkat dari beberapa tulisan sebelumnya karena saya sendiri masih belum mempunyai ilmu dan keterampilan yg cukup untuk menyampaikan ilmu yg bermanfaat yg saya tahu dan yg patut saya bagi.
Saya akan langsung saja pada point tulisan saya kali ini. 
Sesungguhnya, hakikat kebaikan dan keburukan, juga kebahagiaan dan ketidakbahagiaan sudah menjadi tema yg sangat klasik bagi saya atau mungkin bagi kalian pembaca (barang kali ada yg baca) maksudnya sudah klasik itu yaa kita sering mengartikan hakikat dari kebaikan dan kebahagiaan. Para filsuf baik islam atau non-islam, telah lama membicarakannya. Perbedaan klasik dari masalah ini adalah pernyataan yg saya buat seperti dibawah ini.

Akhir-akhir ini saya sedang mengungkit perbandingan dan penjelasan dari beberapa kutipan kalimat yg dilantukan oleh kedua Filsuf yunani kuno, yaitu Plato dan Aristoteles.
Kalimatnya sebagai berikut. Plato : “Plato meyakini bahwa tidak mungkin manusia akan mencapai kebahagiaan didunia ini, sebab kebahagiaan berhubungan dengan dimensi jiwa dan roh.“ Jiwa dan roh akan berbahagia hanya apabila jasad termatikan. Singkatnya, manusia akan mencapai kebahagiaan apabila ia telah mati. Namun sebaliknya kalimat dari Aristoteles : “bahwa kebahagiaan tidak akan bisa dicapai di dunia ini.”  Baginya, kebahagiaan tetap akan bisa dicapai apabila manusia itu sendiri bisa bersungguh-sungguh, ikhlas, konsisten, dan benar-benar berupaya mencapainya.
Saya pribadi agak kurang mengerti dengan dua penjelasan dari kedua filsuf yunani ini, karena sebelum saya menemukan 2 kalimat ini saya pernah membaca suatu buku yg menjelaskan tentang hakikat kebahagiaan dan kebaikan yg bersumber dari para filsuf islam. Saya memuat materi ini karna saya juga ingin berbagi saling belajar bagaimana memahami hakikat kebikan dan kebahagiaan.
kedua pernyataan yg dilantukan oleh kedua filsuf yunani ini ternyata sangat berbeda dengan pernyataan tentang kebahagiaan dari agama kita atau dari dhin kita Islam.

Menurut buku yg saya baca tentang kebahagiaan yg bersumber dari beberapa filsuf muslim kebahagiaan itu terdiri dari dua macam : yakni kebahagiaan yang dapat dicapai di dunia dan kebahagiaan yang harus dicapai di akhirat.

Filsuf muslim tidak mutlak seperti Plato yang memustahilkan kebahagiaan di dunia. Pun, tidak mutlak seperti Aristoteles yg hampir-hampir menihilkan kebahagiaan di akhirat. Hanya saja, menurut pandangan islam kebahagiaan akhirat lebih di utamakan.
Lantas, apa sebenarnya kebahagiaan itu ? apa pula kebaikan itu ? lalu apa ketidakbahagiaan dan apa pula ketidakbaikan ?
Selanjutnya, untuk masalah ini saya mengkutip atau merujuk kepada pemahaman ibnu miskawih dalam bukunya untuk mengurai kebahagiaan dan kebaikan ini.

Katanya,
Kebaikan adalah tujuan tiap sesuatu. Dan ia merupakan tujuan akhir. Tentu saja, tujuan tersebut merupakan tujuan yg bermanfaat. Bukan tujuan yg tidak bermanfaat. Dan proses untuk mencapai tujuan yg bermanfaat adalah termasuk dari definisi kebaikan.
Nah saya mengkutip. Jika demikian, ketidakbaikan – sebagai lawan dari kebaikan – berarti tujuan setiap sesuatu dimana tujuan tersebut tidak bermanfaat atau bahkan menimbulkan kerusakan atau (mafsadat). Proses untuk mencapai tujuan yg tidak bermanfaat (merusak) juga masuk dalam kategori ketidakbaikan.
Kemudian kutipan yg saya ambil selanjutnya adalah, para filsuf muslim biasanya membagi kebaikan menjadi empat :
-          Kebaikan mulia, yakni kebaikan yg kemuliaannya berasal dari esensinya serta membuat orang yang mendapatkannya manjadi mulia.
-          Kebaikan terpuji, yakni kebajikan dan tindakan sukarela yg positif.
-          Kebaikan potensial, yakni kesiapan-kesiapan untuk mencapai kebaikan mulia dan kebaikan terpuji.
-          Kebaikan yg bermanfaat, yakni kebaikan yg dicapai untuk mendapatkan manfaat-manfaat lain.
Menurut saya, mengerjakan sholat dengan khusyu adalah termasuk kebaikan yg mulia. Karena jelas kemuliaannya yg didapat dari Allah Swt. Kemudian, Menolong orang yg sedang susah adalah kebaikan yg terpuji. Selanjutnya, Keinginan untuk sholat lebih khusyu atau menolong orang lain dengan ikhlas adalah kebaikan potensial. Yg terakhir,  Bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan upah dan demi menghidupi keluarga adalah kebaikan yg bermanfaat.
Dan yg saya ketahui atas dasar dari beberapa filsuf mulism biasanya, kebaikan juga bisa dipahami dalam dua kualitas. Yakni kebaikan sempurna dan kebaikan tidak sempurna. Kebaikan sempurna disebut dengan kebahagiaan sempurna dan kebaikan tidak sempurna disebut sebagai “kebahagiaan antara” contohnya Harta dan Kesakitan.

Kemudian. Selain itu, kebaikan difahami dalam dua konteks, yakni kebaikan sebagai tujuan dan kebaikan sebagai tujuan (mencari ilmu, olahraga agar sehat dan yg lainnya).

Sebagaimana disebutkan diatas, kebahagiaan merupakan kesempurnaan dan akhir dari setiap kebaikan. Perlu kita ingat bahwa sesuatu dikatakan sempurna apabila setelah sesuatu tersebut dicapai, maka orang yg mencapainya tidak menginginkan sesuatu yg lain. Ketika seorang hamba sudah benar-benar mendekati dan berada dekat dengan Allah, lalu ia merasa tidak ada lagi yg ia butuhkan selain Allah, maka ia telah mencapai kebahagiaan yg sempurna atau ia telah mencapai tujuan akhir. Subhanallah..

Dengan cara demikian ini, tentu saja kita akan menjadi sedikit lebih mudah memahami hakikat ketidakbahagiaan dan ketidakbaikan.

Perlu saya ingatkan lagi bahwa, hakikat kebaikan dan kebahagiaan seperti ini merupakan hakikat hidup di dunia ini. Kita tidak sedang membicarakan tentang kebaikan dan kebahagiaan yg relative atau kebanyakan. Kita juga tidak sedang menbicarakan para turis amerika yg dating ke Bali dan berjemur dipantai kuta dengan memakai bikini dan ia merasa senang dan bahagia. Dan, menurut mereka hal tersebut adalah tindakan yg baik dan bermanfaat. Kita juga sedang tidak mendefinisikan kebaikan layaknya seorang pejabat yg benar-benar kepepet lalu nekat korupsi untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup dalam keluarganya. Dalam pandangan hakikat kebahagiaan dan kebaikan, hal-hal tersebut merupakan ketidakbaikan dan ketidakbahagiaan sekaligus merupakan sikap dan tindakan yg sia-sia. Merusak juga sesat.

Demikian mungkin yg bisa saya bagi, kemudian kembali saya ingatkan bahwa kebaikan dan kebahagiaan hidup di akhirat, dalam pandangan islam, tentu saja lebih afdhal dari pada kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia. Kemudian yg ideal, tentu saja seseorang yg dapat mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan sekaligus di akhirat.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi ukhuwah islamiah yg mau membacanya sekalian.
Terimakasih atas perhatiannya.
Alhamdulillahirabbil alaamiin..
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..


Senin, 03 Maret 2014

Mengetahui penyakit yg mengakibatkan lemah iman

Bismillahirrohmaanirrohiim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Ammaaba’du..
Teman-teman sekalian, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang penyakit-penyakit yg membuat iman kita lemah. Saya mengangkat atau menulis kajian tertulis ini bukan semata karena saya pribadi orang atau manusia atau juga mukmin yg sudah memiliki iman yg kuat. Bukan mukmin yg memiliki ketebalan iman yg melebihi apapun. Kita masih sama, masih manusia yg haus akan ilmu haus akan amalan sholeh. Maka dari itu saya mengajak teman-teman sekalian Akhi wa ukhti untuk sama-sama berbagi ilmu agama supaya kita semakin berhati-hati dalam menjalani hal apapun dalam fase hidup kita terutama tentang apa yg saya akan tulis sekarang.
Kembali saya sampaikan tulisan ini atau yg saya katakan kajian tertulis ini adalah majelis “tanattu” media dakwah yg berarti “saling menasehati” atau juga “murrodah” mengulang ilmu yg telah kita dapat atau juga bisa dibilang saling mengingatkan. Karena baik saya ataupun teman-teman sekalian yg insyaallah membacanya kita masih saling belajar akan ilmu agama kita yaitu agama yg fitri agama yg sangat-sangat istimewa disisi Allah Azza Wa Jalla.
Ikhwan wa ukhwatillah rohimakumullah.. untuk mengawali kajian tertulis ini alangkah sahajanya kita mengucapkan  puji bagi Allah Subhanahuwataalla yg telah melimpahkan karunia dan anugeranya kepada kita semua. Tidak bosan-bosannya juga kita bersyukur atas rahmat, innayah, dan taufiqnya karena sampai detik ini kita masih berada di atas Agama yg  diridhainya, dan juga lebih dari itu kita masih berada diatas sunnah nabinya yg mana kita harapkan agar kita bisa bertemu pada saatnya nanti di atas sunnahnya beliau Rasulallah Muhammad bin abdullah solallahualaihi wasallam. Solawat beriring salam kita selalu tujukan kepada nabi allah nabi kita Muhammad solallahualaihi wasallam yg telah membimbing kita dari ke jahilan dari kegelapan dari kedzaliman kepada cahaya ilmu, iman, islam, dan hidayah. Membimbing kita diatas tsirotholmustakim, kita mengharapkan syafaat beliau kelak dihari pertemuan dengan Rabb Azza Wa Jalla. Demikian juga sholawat dan salam ini kita tujukan juga untuk keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, serta seluruh orang-orang yg mengikuti jejak beliau  hingga akhir zaman.
Ikhwan wa ukhwatillah.. nikmat islam dan sunnah adalah nikmat yg paling besar diantara seluruh nikmat-nikmat yg Allah yg telah diberikan kepada kita. Selalu yg kita minta minimal 17 kali dalam sehari semalam dalam sholat,contoh kecilnya yg saya kutip dari  induk surah bisa disebut juga “ummul surah” dari sekian banyak permintaan yg paling harus diminta oleh seorang insan  yg kita ajukan kepada Allah subhanahuwataalla, Allah subhanahuwataalla mengisyaratkan dalam salah satu surah yg di sebutkan tadi sebagai ummul surat  yaitu surah al-fatihah, pada satu ayatnya ada doa yg paling penting dan harus diminta oleh kita sebagaimana mukmin yg lemah adalah “ihdinassyirotholmustakiim” kita selalu bersungguh-sungguh saat membaca ayat ini “tunjukanlah aku ya allah kepada jalanmu yang lurus” jalan yg lurus adalah “Alislamwassunnah” inilah jalan allah yg telah dibentangkan, yg telah dilalui oleh nabi kita rasul kita rasulallah solallahualaihi wasallam. Kemudian setelah itu dilalui oleh para sahabat-sahabat Rasul abubakar, umar, usman, dan ali, kemudian seluruh para sahabat dan juga para tabi’in yg mengikuti jalan ini hingga ajal menghampiri mereka. Maka dari itu nikmat ini harus selalu kita jaga, selalu kita pelihara dan juga kita lestarikan agar tidak lepas dari diri kita walaupun hanya sekejap mata.

Selanjutnya langsung saja saya bahas 1 permasalahan dari tema kajian tertulis ini yg mungkin seperti anggapan saya membuat mata pedih untuk dibaca tapi ini juga mungkin menjadi penyakit kita atau juga bukan mungkin lagi seperti halnya bisa dikatakan sering menghampiri kita diri kita atau iman kita. Penyakit yg bisa menyerang siapa saja, yg alim maupun yg jahil bahasa anak gaulnya mungkin rese, yg kaya maupun yg miskin, yg tua maupun yg muda, yg bertahta maupun yg jelata, dampak dari penyakit ini adalah dapat memjerumuskan atau menggiring seseorang kepada “Syu’ul Khotimah” atau kematian yg buruk. Namun tak henti kita meminta kepada Allah Subhanahuwataalla untuk menjauhkan kita dari penyakit yg berbahaya ini agar bisa dijauhkan pula dari “syuul Khotimah” aamiin yaa rahman yaa rahiim.. memang yg saya ataupun mungkin teman-teman tau sangat jarang sekali orang membicarakan masalah ini, maka dari itu saya membuat tema kajian ini agar insyaallah kita mengetahui lebih jauh lagi penyakit iman itu apa dan apa juga penawarnya insyaallah fiitawfiqibillah...
Teman-teman sekalian mungkin selama ini kita banyak melihat keluar. Namun kadang juga kita harus meneropong kedalam. Jangan seperti kata pepatah yg saya baca disalah satu Koran lama, pepatahnya adalah : “semut diseberang lautan bisa terlihat, tapi gajah di pelupuk mata tidak tampak” kadang juga kita perlu, menganalisis mendiagnosa penyakit diri kita sendiri, mengungkap kedalam diri kita yg bisa disebut “tatqiatun nufus”. Menurut kacamata salam atau menurut pemahaman salam “bukan zuhud ala sufi dan bukan juga zuhud haroqi tapi zuhud ala salafi” yg benar-benar membersihkan diri dan menuju kepada inti perbaikan diri juga bertujuan untuik tazbiyyah pembersihan hati dan pikiran dan tarrbiyyah mentarrbiyyah diri diatas pemikiran dan hati yg bersih tersebut.
Ikhwan wa ukhwatillah, penyakit yg akan saya bahas di kajian tertulis ini adalah penyakit “futur” futur adalah penyakit yg bisa menyerang siapa saja. Hakekat dari penyakit ini adalah menyebabkan dehidrasi iman  dan amal, Menurunnya kualitas iman dan amal. Yg menyerang  motivasi seseorang dalam beribadah sehingga menurunkan dan melemahkan frekuwensi iman dan amal atas diri seseorang yg terkena penyakit “futur” ini. Rasulallah Salallahualaihi wasallam juga telah mengisyaratkan : “ bahwa setiap amalan sangat rentan terkena penyakit “futur”. Maka rasulallah bersabda yg artinya :”setiap amalan pasti ada gairahnya, dan setiap gairah pasti mengalami penurunan. Barang siapa yg menurunnya kepada sunnah maka ia beruntung, tapi barang siapa yg menurunnya selain sunnah (bid’ah) maka ia telah binasa” permisalannya kita kenal seseorang yg mempunyai sikap ibadah yg tekun. Kemudian dia terkena penyakit iman penyakit futur ini mulailah kendor ikatan ibadahnya mulailah kendor ikatan aqidahnya mulailah dia jatuh dalam pergaulan bebas pada akhirnya kita mendapati atau melihat dia yg sebelumnya mempunyai sikap alim gemar dan tekun beribadah, tapisekarang dia sudah berjalan beriringan kesana-kemari bersama “ahlul bid’ah”. Sebenarnya banyak kita dapati banyak kita temui kasus seperti ini termasuk dalam keluarga saya sendiripun ada. Dan berhati-hati penyakit ini seperti dibilang diawal menyebar tidak memandang bulu apakah dia itu seorang ulama ? apakah dia seorang da’i ? apakah dia seorang awam ? apak dia seorang alim ? maka dari itu seperti isyarat diatas sebelum ini marilah kita menjaga iman, islam dan ihsan kita dengan segala ibadah maka insyaallah iman kita telah di bentengi oleh amalan kita. Aamiin Allahumaaamiin…
Salah satu penyebab dari penyakit futur  yg mesti kita waspadai yg mungkin berat sekali bagi kita sekalian adalah “Berlebih-lebihan atau mempersulit diri di dalam beragama” dalam sebuah hadits yg di isyaratkan oleh Rasulallah solallahualaihi wasallam yg mana : “sesungguhnya agama ini sangat mudah, dan tiada seseorang yang coba mempersulit diri melainkan ia pasti kalah” dalam riwayat lain Rasulallah mengatakan : “ sederhanalah dalam beramal, mendekatlah kepada kesempurnaan. Pergunakanlah waktumu pagi dan sore serta sedikit pada waktu malam. Bersahajalah niscahya kalian akan sampai kepada satu tujuan”. Rasul kita mengingatkan dalam 2 hadits ini beliau melarang untuk berlebihan dalam beribadah larangan “ghulu” dalam beribadah, Karena sikap yg berlebih-lebihan dalam beragama atau dalam beribadah akan menyeret seseorang kedalam “futur” dan dengan mudahnya meninggalkan amalan tersebut kemudian bisa dikatakan menyakiti iman kita. Kita semua ataupun diri saya pribadi pasti pernah melihat atau merasakan bahwasanya jika seseorang kelewat batas dalam mengerjakan pekerjaan apapun atau hal apapun dalam masalah agama. Baik itu ibadah, muamalah, dakwah ataupun yg lainnya yg melewati atau kelewat batas pasti akan terputus, karena manusia mempunyai batas kemampuannya. Namun maksud dari hadits yg di isyaratkan oleh Rasulallah solallahualaihi wasallam bukan tidak boleh mengejar ibadah atau beragama yg lebih sempurna sebab hal itu salah satu perkara yg terpuji dan perkara yg dilarang disini adalah berlebih-lebihan yg membuat jenuh karena melewati batas  dalam mengerjakan amalan-amalan sunnah hingga berakibat terbengkalainya perkara yg lebih afdol atau yg lebih tepat. Dan inilah yg dikatakan “futur” atau penyakit yg menggangu iman kita.
Kemudian riwayat lainnya Rasulallah solallahualaihi wasallam mengatakan : “kalian tidak dapat melaksanakan dhin (agama) ini dengan memaksakan diri, sebaik-baik urusan agama kalian adalah yg mudah.” harusnya  dari isyarat yg di nyatakan oleh rasul kita ini kita bisa melihat bahwa kita muslimin dan muslimat betapa wajibnya kita mendapat atau mengambil dispensasi syariat bisa juga dikatakan melaksanakan ketentuan dasar atau asalnya namun ketika seseorang pada saat beribadah  dia tidak menjalankan syariat asal atau dispensasi syariat itu adalah bentuk memaksakan diri yg mana akan menjadi berlebih-lebihan dalam beribadah. Di misalkan dengan orang yg tidak atau enggan bertayammum ketika ia tidak mampu menggunakan air, sehingga karena memaksakan diri menggunakan air dia mendapat mudhorot. Dan itu adalah hal yg kurang atau bisa disimpulkan tidak terpuji. Kemudian kita juga lihat banyak sekali sekarang para remaja yg memounyai semangat berDakwah semangat membela manhaj tapi melewati batas, melampaui batas, berlebih-lebihan, kemudian kita lihat kembali beberapa waktu kemudian dia terkena “futur” penyakit iman dan dia terputus dari amal. Bahkan juga lebih jauh lagi, lebih tragis lagi ia jatuh terjerembab pada kesesatan dan kebid’ahan naudzubillahhimindzalik… jadi jangan heran kalau penyakit “futur” atau penyakit iman ini bisa cepat mengubah seseorang. Misalnya dahulu dia orang yg anti akan ajar sufi atau pemikiran sufi dan anti kepada bid’ah, begitu terkena penyakit iman penyakit “futur” dia bergabung dengan “ahlul bid’ah” lantas lebihnya dia justru berpelukan dengan ahlussufi, ia justru berkesinambungan dengan ilmu-ilmu tarekat, ia justru jatuh kedalam amalan-amalan yg sangat jelas itu adalah bid’ah  sekali lagi naudzubillahhimindzalik..  hadits berikutnya yg di katakana oleh rasul yg artinya : “binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Melalui beberapa hadits ini Rasulallah solallahualaihi wasallam menjelaskan kepada kita bahwa islam adalah agama yg mengajarkan kepada kita kesederhanaan dan keseimbangan baik itu dalam ucapan maupun perbuatan. Sikap yg keluar dari batas-batas keseimbangan dan berlebih-lebihan akan menjadi mudhorot bagi pelakunya, ia akan terhenti di tengah jalan. Terhenti ibadahnya terhenti amalannya. Dan temena-teman sekalian, penyakit iman ini atau futur ini bisa menyerang ibadah apapun bisa menyerang sholat malam, bisa menyerang amalan puasa-puasa sunnah, bisa menyerang tolabul ilmi. Karena penyebab futur yg pertama adalah berlebih-lebihan dalam  beragama atau beribadah sehingga berdampak atau bisa membuat seorang jenuh dan bosan kemudian jadi mengabaikan kewajiban yg dahulu ia sering kerjakan kewajiban utama. Dimisalkan seorang yg terbiasa dengan sholat malam namun iya tertidur pada akhir malam sehingga ia melewati waktu subuh dan ia luput dari mengerjakan sholat subuh berjamaah. Sebagai contoh lainnya Rasulallah solallahhualaihi wasallam melarang meninggalkan sholat malam bagi yg sudah biasa melakukannya. Diriwayatkan oleh Abdullah bin amr bin ash Radiallahhuanhuma bahwa Rasullallah bersabda yg artinya : ”hai Abdullah, janganlah seperti si fulan, dahulu ia rajin mengerjakan sholat malam namun kemudian ia futur dan meninggalkannya.” Jadi bisa kita simpulkan dari bahasan hadits di atas. Bahwa makruh hukumnya bagi yg sudah rutin mengerjakan suatu amalan baik sunnah atau wajib lantas kemudian ia memutusnya. Maka dari itu Rasulallah kembali bersabda :”amal yang paling allah sukai adalah yang berkesinambungan” artinya makin lama makin meningkat itu yg Allah inginkan. Bukan yg memaksakan diri didalam ibadah agar menuju sempurna namun hanya bertahan beberapa waktu kemudian ia meninggalkannya ia meninggalkan amalan tersebut dan tidak kembali pada amalan tersebut. Naudzubillahhimindzalik teman-teman sekalian itu sangat tercela..
Kemudian  ibnu hajjar berkata dalam fatulbahri “dapat diambil istimbad hukum dari hadits ini makruhnya  memutus ibadah yg rutin di kerjakan meskipun ibadah itu sunnah apalagi yg wajib”
 Dapat kita katakana lagi, sudah banyak sekali kasus penyakit futur atau penyakit iman ini yg terjadi ditengah kaum muslimin.  namun  sangat sedikit sekali yg menyadarinya, pasalnya masalah ini sangat jarang sekali dibicarakan dan insyaallah bahasan dari kajiat tertulis ini akan menjurus kepada apa yg menyebabkan iman kita menjadi lemah dan cara mengobatinya. Yg pertama sudah saja jelaskan bahwa sebab utama penyakit futur atau penyakit yg bisa membuat iman kita lemah adalah “berlebih-lebihan dalam beribadah dan beragama”.  Kesimpulan dari bahasan pertama adalah agama kita itu menganjurkan untuk sederhana tidak untuk berlebih-lebihan dan semata Allah menurunkan kitab suci bukan untuk membuat kita susah, tetapi sebagai peringatan untuk kita agar takut dan taat kepadanya. Lantas dengan berlebih-lebihan dalam agama atau dalam beribadah kita seperti halnya memberat-beratkan agama itu berarti melanggar fitroh, melanggar fitroh berarti merupakan penyimpangan dari nilai-nilai qaidah dalam islam.

Ikhwan wa Ukhwatillah.. kemudian yg kedua yg menyebabkan seseorang terkena penyakit iman atau Futur adalah ia yg “Ghurur”.  Yg berarti takjub atas kehebatan diri sendiri bisa diartikan sombong. Langsung saja pada hadits yg Rasulallah solallahhualaihi wasallam isyaratkan yg artinya :”perumpamaan ilmu dan petunjuk yg allah subhanahuwataalla berikan kepadaku adalah seperti hujan yg banyak yg menimpa bumi, apabila diast tanah bumi tersebut tumbuh tanaman hanzol(tanaman yg buahnya pahit) maka semakin suburlah tanaman tersebut maka semakin pahit pula buahnya.”  Kemudian salah satu firman allah mengatakan yg artinya :” dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka ada yg mengatakan siapakan diantara mereka yg paling bertambah keimanannya. Adapun orang-orang yg beriman maka akan bertambah lebih meningkat keimanannyadan mereka menyambutnya dengan sukacita.” Dilanjutkan dengan firman allah yg ada dalam surah at-taubah ayat 124-125 yg artinya :” adapun oaring-orang yg didalam hatinya terdapat penyakit maka akan bertambah kotorlah hati mereka.”
Teman-teman sekalian adapun beberapa sebab yg menyebabkan seseorang terkena penyakit yg kedua ini yg disebut “Ghurur” yaitu yg takjub akan kemampuan diri sendiri. Takjub dengan semua yg allah  berikan kepadanya. Misalkan ilmu dan iman maka dari perumpamaan tadi yg Rasulallah katakana ilmu yg beliau terima dari allah itu sebanyak hujan yg turun kebumi dan menumbuhkan tanaman apapun. Jikalau hujan itu menimpa atau mengenai tanaman yg pahit buahnya semakin tumbuh semakin pahit dan buahnya itu dimaksudkan kepada manusia jika ilmu yg sebanyak hujan itu turun kepada manusia yg hatinya kotor kaya akan penyakit maka ia akan Ghurur, sombong, dan takjub kepada diri sendiri yg dampaknya membuat hatinya semakin kotor, semakin sakit.
Kemudian kita munuju ke sebab selanjutnya yg menyebabkan seseorang menjadi Ghurur. Yang pertama adalah “almaadah” yg berarti pujian. Satu kutipan cerita pada saat Rasulallah mendengar seorang laki-laki memuji temannya di hadapan beliau, beliau mengatakan yg artinya :”engkau telah memutus, dan menikam punggungnya.” Dalam riwayat lain mengatakan :”celakalah kamu, kamu telah memenggal leher temanmu itu dengan pujian-pujian.” Sekali lagi kita lihat disekeliling kita banyak saudara kita yg menjadi sombong dan takjub pada diri sendiri akan pujian yg mereka terima. Maka dari itu ketika kita menerima akan mendengar pujian alangkah baiknya kita beristigfar dan menyampaikan bahwa pujian adalah salah satu faktor yg menyebabkan kita menjadi Ghurur atau takjub akan diri sendiri. Kemudian Rasulallah memerintahkan kepada orang-orang yg suka mengumbar pujian-pujian. Beliau mengatakan yg artinya :”lemparkanlah tanah ke wajah orang-orang yg suka mengumbar pujian.” Dan orang yg suka mendengar pujian yg datang pada dirinya maka bisa kita simpulkan bahwa positif ia terkena penyakit “Ghurur” yg takjub akan diri sendiri dan ketika ia sudah positif terkena penyakit ghurur maka jangan heran kalau ia akan berlanjut kepada penyakit Futur yg sebelumnya kita bahas.. naudzubillah teman-teman sekalian. Memang pujian adalah salah satu bisyarrah bagi seorang mukmin, tapi jika terlalu sering mendengarkan pujian apalagi pujian yg ia dengar kadang bersifat dusta jangan salah itu semua akan bisa merusak hati seorang mukmin yg semula bersih.
Kemudian selanjutnya yg menyebabkan seseorang menjadi Ghurur. Yg kedua adalah “ashsaani” yg berarti suka melihat dan mendengar kesalahan orang lain. Kita pasti tau ada sebagian orang di sekitar kita yg suka melihat atau mendengar kesalahan orang lain. Disamping ini juga menjadi ghiba salahsatu yg dilarang oleh agama kita dan yg paling tragis lagi sebab ini juga yg bisa menyebabkan atau menjerumuskan kita kepada Ghurur. Contahnya. Ada seorang yg selalu mecari-cari pembicaraan tentang kesalahan atau kekurangan atau juga kekeliruan orang lain, sehingga dia lebih merasa sempurna. Dan dia menyatakan kalau ia lebih baik dari pada si fulan. Sifat seperti ini sungguh tercela teman-teman sekalian. Kemudian dia lebih meremehkan orang lain dan membuat dirinya lebih sempurna. Dia lupa akan kadar atau diri dia sendiri. Sesungguhnya yg seperti ini adalah seperti tertipu oleh diri sendiri bisa juga di katakana seperti itu. Padahal belum tentu kesalahan yg ia perbuat lebih banyak dari pada kesalah orang-orang yg dilihatnya. Demikianlah dua sebab ini yg saya bahas dan masih banyak lagi sebab-sebab yg membuat seseorang menjadi Ghurur.  Akan tetapi dua sebab yg saya bahas atau saya tulis itu menjadi beberapa sebab yg sering kita tahu dan sering kita temukan di sekitar kita. Mungkin setelah tau kita juga akan lebih berhati-hati dan menjauhi agar tidak terjerembab kedalam Ghurur.  

Kemudian selanjutanya adalah bahasan tentang cara mengobati penyakit “Ghurur” ini. Yg pertama adalah “meminta nasehat “ dan bimbingan para ulama atau kyai-kyai atau ustad-ustad dan dari kerabat atau kepada orang yg lebih mengerti akan agama islam. Dan meminta atau mendengarkan nasehat adalah salah satu kebutuhan yg cukup penting dari mukmin seperti kita dengan nasehat kita bisa mencapai kepada kesempurnaan. Kita bukan malaikat atau nabi yg apabila kita salah ada wahyu turun atau syafaat untuk menegurnya. Kalau nabi atau rasul jatuh kedalam kesalahan maka Allah subhanahuwataalla langsung menurunkan wahyu dan menegurnya. Kita manusia biasa wahyu tidak turun kepada kita teguran tidak turun kepada kita. Lalu bagaimana cara kita untuk mencapai kesempurnaan diri ? yaitu dengan meminta nasehat dan jangan malu meminta nasehat kepada siapa saja yg kita anggap pantas memberikan masukan yg baik kepada kita. Seperti sahabat-sahabat kita yg sholeh, atau yg lainnya. Demikianlah cara ini dahulu juga dipakai oleh para sahabat nabi para tabi’in nabi untuk meminta nasehat kepada sesame mereka.
kemudian yg kedua adalah “menerima nasehat” janganlah kita menutup pintu nasehat artinya kita tidak menerima atau mendengar nasehat yg baik yg diberikan kepada kita lantas kita malah marah maka kita akan binasa, kita akan Ghurur, kita akan Futur. Naudzubillah teman-teman sekalian..
selanjutanya yg ketiga adalah “senantiasa tawaddu dan berbaik sangka terhadap orang lain dan berburuk sangka kepada diri sendiri” jadi bisa diisyaratkan dari obat yg ketiga ini adalah kita harus menghormati orang lain dengan berbaik sangka terhadapnya dan berburuk sangka kepada diri kita sendiri.
Dan yg keempat adalah dengan menyorot artinya berkaca melihat diri sendiri sebelum melihat oranglain atau juga menilai diri sendiri dahulu sebelum menilai orang lain. Inilah illaj yg keempat salah satu untuk mengobati ghurur.
Kemudian yg kelima adalah cara yg paling harus kita lakukan yaitu “memohon ampun kepada allah” berdoa meminta kepada allah agar bisa disembuhkan dari penyakit Ghurur ini. Yaitu do’a. doa adalah sillahul mukmin senjata bagi orang yg beriman dan do’a itu adalah ibadah bahkan inti dari pada ibadah. Allah marah apabila seorang hambanya tidak berdo’a kepadanya.
Kemudian yg keenam adalah menyadari kelemahan dan kekurangan diri kita sendiri. Manusia itu saling membutuhkan, kita hidup tidak sendiri jadi jangan menganggap diri kita bisa tanpa orang lain. Dan sesungguhnya kita akan menjadi kuat apabila kita bersama saling membantu dengan manusia yg lainnya. Maka dari itu teman-teman sekalian Rasulallah menganjurkan kepada kita agar kita berteman dan berkumpul dengan orang-orang yg soleh dengan orang yg baik-baik dengan itu kita dapat mengambil manfaat, kita dapat mengambil ikhtibas atau sisi baik atau juga sisi positif dari rekan atau sahabat di sekitar kita. Maka dari semua bahasan pada yg keenam ini kita harus menyadari bahwa kita lemah dan kita bisa kuat jika kita bergabung dengan yg lainnya.
Teman-teman sekalian mungkin hanya itu yg bisa saya sampaikan dalam kajian tertulis ini semoga bisa mengambil manfaat yg cukup untuk sedikit melengkapi ilmu kita semua aamiin yaa robbalalamiin.. untuk menutup kajian tertulis ini alangkah baiknya di tutup dengan doa dan harapan agar Allah senantiasa senang terhadap kita bismillahirrohmaanirrohiim alhamdulillahhirobbilalamiin allahumma solliala Muhammad waalaalimuhammad wassallimtaslimangkashiroo.. yaa rahmaan yaa rahiim yaa jaljalaliwaliqroom yaa mannan yaa hayyu qoyyum. Ya allah berikanlah ilmu yg sangat bermanfaat pada kita, bermanfaat bagi agama, dunia, dan akhirat kita. Berikanlah ridha untuk segala amalan kami dalam mencari ilmu. Berikanlah kemudahan untuk kita mendapatkan amalan shaleh yg benar-benar darimu dan dari Rasulmu yaa rabb.. jauhkan kami dari siksa api nerakamu jauhkan kami dari orang-orang yg dzalim kepada kita jauhkanlah kami dari malapetaka yg bisa menutup pintu amalan kami yaa Allah.. berikan kami ketegaran iman, berikan kamu keteguhan islam.. ambil kami dengan kematian yg khusnul khotimah dan jauhkan kami dari kematian yg syuul khotimah yaa allah aamiin allahummaaamiin.. robbana fidunya hassanah wafiilaakhiroti hassana wakina adzabannar. Subhanarobbikharobbilizzati ammayasyifuun wassalamunalalmursaliin walhamdulillahhirobbilalamiin.. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

MeMo : Tolong share yaa, ;)


Selasa, 25 Februari 2014

Dunia ? No ! Akherat ? Yes !!

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh…
Ammaba’du, teman-teman sekalian, postingan kali ini saya ingin sedikit bercerita dan sedikit menyampaikan beberapa kalimat yg jelas sangat bermanfaat bagi kita atas agama kita.Yaitu berupa hadits-hadits dan ayat-ayat yg menyinggung atau menceritakan tentang dunia dan akherat.
Langsung saja, seperti tema postingan kali ini saya sedikit beranggapan sebetulnya judul di atas cukup berat bagi saya yg akan sedikit menjelaskan. cukup berat juga bagi kalian yg insyaallah membacanya, karena saya ataupun teman-teman sekalian belumlah menjadi manusia yg bisa memegang DUNIA di tangannya dan juga AKHIRAT di hatinya, maka dari itu saya selaku penulis dari Postingan ini menyimpulkan bahwa tulisan ini bisa di sebut juga sebagai majelis “Tanattu” atau saling menasehati, dan “murrodah” artinya mengulang yg telah kita dapatkan juga saling mengingatkan. Karena mungkin kita masih sama, manusia yg masih terlalu cinta akan dunia. Dan itu semua terbukti pada amalan-amalan kita yg secara tidak sadar kalau nanti kita terpatri akan perkataan-perkataan ulama yg lebih mengerti dari kita yg masih di katakan awam maka kita mungkin akan sadar sesadar-sadarnya insyaallah fiitawfiqibillah.. bahwasanya ternyata cita-cita kita (manusia) terlalu panjang, angan-angan kita terlalu muluk dan hati kita terlalu penuh akan kehidupan dunia.

Dunia, atau hayatuddunya. Dunya ini dikatakan dunia berasal dari kata “dunuu” atau “danii’ah” atau juga “danaa’ah” yg saya juga kurang tahu pasti tapi saya juga meyakini kalau itu benar, insyaallah. “dunuu” itu artinya dekat, sehingga dunia ini dapat diartikan adalah kehidupan yg dekat atau kehidupan yg pendek tidaklah panjang sehingga ketika seseorang lepas dari kehidupan dunia  dan dia sampai kekehidupan akhirat dia akan merasa bahwa tinggalnya didunia hanya “assyiyatan mauduhahaa” artinya sepenggal waktu sore atau waktu pagi. Atau mungkin lebih pendek dari pada itu. Dan itulah dunia dari kata “dunuu” yaitu dekatnya kehidupan dunia ini atau pendeknya kehidupan dunia ini. Walaupun panjangnya tempo yang dirasakan oleh seseorang ketika hidup didunia. Kemudian dunia ini disebut “dunyalidanaa’atiha” artinya, karena kerendahan dan kehinaannya di bandingkan dengan kehidupan akhirat ! maka banyak sekali ayat-ayat atau hadits baik qudsi maupun shahih yg menjelaskan bahwasanya dunia ini adalah “maa’ta” artinya sedikit kenikmatan. Di misalkan oleh nabi kita Rasulallah Saw : “bahwasanya kehidupan dunia ini dibandingkan dengan kehidupan akhirat sebagaimana seseorang yg memasukan jarinya kelautan, kemudian dilihat apa yg tersisa di jarinya” itulah permisalan kehidupan kesenangan dunia bagi orang mukmin dibandingkan kehidupan akhirat jadi kita yg selama ini bersenang-senang didunia ini adalah disatu kehidupan yg sesungguhnya kesenangannya jauh atau kalah lebih jauh di bandingkan kenikmatan yg akan dirasakan oleh seorang mukmin dirumahnya nanti, yaitu syurga insyaallah..

Salah satu ayat yg di terangkan oleh allah azza wa jalla di dalam ciptaannya yaitu kitab suci Al-Qur’anulkariim pada surat al-mukmin ayat 39 yang artinya “Hai kaumku sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negri yg kekal”.
Ayat ini bercerita bahwa kehidupan dunia adalah “maa’ta” atau kesenganan yg sedikit atau sedikit kenikmatan.  “ikhtifaqul anbiyya walmursaliim” catatan para Nabi dan para Rasul.
Allah Subhanawataalla juga menjelaskan dalam salah satu ayat peringatannya yg artinya “akan tetapi kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia ! padahal akhirat itu lebih baik dan jauh lebih kekal”  
Dalam ayat yg lain juga Allah menjelaskan pada firmannya yg artinya “dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali hanya senda gurau dan permainan belaka hanya sekedarnya saja, dan sesungguhnya kehidupan akhiratlah kehidupan yg sesungguhnya kehidupan yang kekal, seandainya mereka mengetahui”   inilah beberapa ayat yang menjelaskan bahwasanya dunia itu adalah sesuatu yang tidak seberapa.
Kemudian teman-teman sekalian, Rasul kita Nabi Muhammad Saw pun berSabda, menerangkan tentang kedudukan dunia dipandangan beliau saw yg dalam satu hadits diriwayatkan oleh tirmidzi yg artinya : “apalah artinya dunia buatku, sesungguhnya permisalanku dan permisalan kehidupan dunia sebagai mana permisalan yg sedang berkendara kemudian beristirahat sejenak kemudian pergi dan meninggalkannya” inilah sabda Rasul kita atas pandangannya terhadap dunia, bahwasanya dunia itu tidak ada nilainya. Lantas kita sebagaimana umatnya ? seperti apakah kita memandang tempat yg kita injak sekarang ? sebagai syurgakah atau sebagai apa ?

Saya akan menjelaskan dari satu kitab AL-ARBAIN ANNAWAWIYYAH 40 hadits yg ditulis oleh  Al-Imam An-Nawawi rohimakumullahutalla. Pada hadits yg ke-40, saya akan menulis perkataan-perkataan ulama dan tentunya juga ada perkataan Rasulallahisalallahualaihi wasalam. Juga komentar-komentar beliau dan juga komentar-komentar para ulama setelahnya tentang dunia.
Dalam salah satu haditsnya diterangkan  : “suatu saat ibnu umar Radiallahutaalla anhu berkata, adakah Rasulallahisalallahualaihi wasalam memegang kedua pundakku sembari mengatakan : “wahai ibnu umar, jadilah engkau didalam kehidupan dunia ini, seakan-akan engkau adalah orang yang ghorib (asing) yg berada di tempat bukan tempat tinggalmu atau orang yg sedang lewat menyebrang jalan.”” ini adalah nasehat Rasulallah kepada ibnu umar “Wahai Ibnu Umar, tanamkan dalam jiwamu. bahwasanya kehidupanmu didunia ini seakan-akan orang asing, engkau bukan tinggal di tempat tinggalmu atau katakanlah engkau hanya lewat dalam satu perjalanan dan singgah untuk mencari bekal kemudian tinggalkan tempat itu.”  Rasulallah memerintahkan kepada Ibnu Umar untuk meratakan menanamkan perasaan dalam jiwa dia bahwasanya seorang itu ketika hidup didunia hanyalah sekedar seperti orang asing yg singgah ditempat yg tidak kau kenal, tidak ada sedikitpun perasaan untuk menetap disitu tidak ada sedikitpun perasaan untuk bersaing dengan penduduk asli. Tujuan kamu melakukan perjalan hanyalah “khoirul waabqo” lebih baik dan lebih kekal. Jadi bisa kita artikan apalah artinya kita membangun istana yg megah sementara tempat itu bukan tempat yg kekal untuk kita singgahi ? apalah artinya kita memiliki lahan yang luas ? namun pada akhirnya kita tinggalkan juga.  Ini yg harus ditanamkan pada seorang muslim, didunia ini kita hanya berteduh sebentar untuk melakukan kewajiban atas bekal kita yg terbaik dilanjutkan lagi menuju negri yg kekal, insyaallah. Dilanjutkan dengan perkataan Ibnu Umar menambahkan tentang hadits sebelumnya beliau mengatakan : “kalau engkau sampai di waktu sore, jangan menunggu sampai waktu pagi (Artinya : jika kita sampai pada waktu sore, jangan tanamkan pada pikiran kita kalau kita akan sampai pada waktu pagi atau esok pagi hari)kerjakan apa yg bisa kita kerjakan dengan baik di waktu sore. apabila kita sampai di waktu pagi tanamkan pada jiwa kita bahwa kita tidak akan sampai pada waktu sore.” Sehingga kita betul-betul mengumpulkan bekal untuk kita bawa kerumah tempat tinggal kita. Sehingga kita pulang kerumah bukan tanpa bekal tetapi dengan bekal yg banyak, oleh-oleh yg banyak, yg insyaallah cukup untuk mengetuk pintu jannah. Hadits lanjutannya :”gunakan mata sehatmu, kumpulkan amalan-amalan kamu ketika kamu sehat sebelum datangnya mata hati. Dan gunakan mata hidupmu selama kamu hidup didunia untuk menghadapi kematian.” Ada juga riwayat lain yg di nyatakan oleh mujjahid : ”dan anggaplah dirikamu itu penghuni kubur” ditambahkan juga dari riwayat yg lain pada perkataan ibnu umar : “wahai hamba allah, sesungguhnya kamu tidak tahu siapa nama kamu itu.” Misalnya sekarang nama saya Mohammad Robby, besok ? Rohimakumullahutaalla. Sekarang nama kamu misalnya apep cecep, besok ? Almarhum apep. Sekarang kita manusia, besok ? kita adalah jenazah. Kemudian kata Ibnu Rojjat Rohimakumullahutaalla mengatakan, :”Hadits ini adalah hadits yg sangat agung, satu pokok, satu standar, satu kaidah, satu pegangan seorang muslim untuk tidak berpanjang angan.”
Bukti dari kita sendiri saja yg hidup didunia kita itu selalu berangan-angan yg sangat panjang alias jauh, bisa dikatakan seperti itu. Kalo kita ditanya, setelah ini apa yg kamu lakukan ? saya mau ke kesini saya mau kesitu, saya mau melakukan ini saya mau melakukan itu. Padahal belum tentu kita masih bisa hidup dari detik sekarang kedetik berikutnya kan. 


Kutipan contoh berikutnya saya akan menuliskan tentang tiga ulama yg berkumpul dan mengobrol, kemudian terjadilah diskusi dalam obrolan mereka yg salah satu dari mereka menanyakan “yaaati apakah angan-angan mu ? ulama  yg ditanya menjawab “angan-angan saya,tidaklah berlalu sebulan kecuali aku akan mati.” Ulama yg bertanya berkata “waaah betul-betul panjang yaa angan-angan kamu.” Ulama yg ditanya berbalik bertanya “bagaimana dengan angan-anganmu ?” ulama pertama menjawab “kalau saya, seminggu mungkin saya akan mati” ulama yg bertanya mengatakan “waah, kalau begitu masih banyak waktu” kemudian ulama yg terakhir ditanya “kalau kamu apa yg kamu angan-angankan ? ulama terakhir menjawab “saya ? bagaimana mungkin saya berangan-angan ? sedangkan jiwa saya ada ditangan Allah Subhanawataalla ?aku tidak bisa berangan-angan atau tidak ada angan-angan sama sekali” jadi buat apa hidup didunia yg sementara yg kita tahu hanya kesenangan sementara harus berangan-angan yg panjang dan jauh ? akan menyesal jika kita mengejar angan-angan hanya untuk dunia. Akan lebih indah jika kita mengejar angan-angan kita disyurga allah dengan mengumpulkan bekal amalan yg banyak di persinggahan kita sekarang. Sebetulnya, kewajiban seorang mukmin dalam urusan ini adalah seakan-akan dia menjadikan jiwanya menanamkan dalam jiwanya bahwasanya dia itu adalah orang yang siap kapan saja akan di panggil oleh penciptanya. Kesimpulan dari bahasan atau tema postingan ini adalah. Kita sebagai mukmin harusnya sadar akan apa yg selalu kita kerjakan didunia, apakah sudah cukup amalan kita untuk menginjak negri kekal nanti ? padahal kita sering mendengar atau tahu kalau dunia hanya persinggahan semata untuk mengumpulkan bekal, padahal kita tahu kalau dunia hanya sebagai pelatihan diri menjadi lebih baik dalam menjalankan kewajiban yg kita janjikan pada tuhan kita Allah Azza Wa Jalla. Semoga bahasan postingan kali ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian yg membacanya. Aamiin allahumaaamiin.. saya tutup postingan ini dengan berdoa pada Allah subhanawataalla. Wallahuallabisoab, bismillahirrohmanirrohim alhamdulillahirobbilalamiin allahummasolliala Muhammad waalaalimuhammad wassallimtaslimangkashiroo..yaa jaljalaliwaliqroom yaa mannan yahayyu yaa qoyyum. Yaa allah.. berikanlah kepada kami maaf darimu terlalu banyak dosa dan kesalahan kami, engkau yg maha pemaaf engkau yg maha pengampun. Maafkan kami, ampuni kami yaa Allah.. berikanlah kepada kami sehat yg walafiat dalam urusan Agama, Dunia, dan Akhirat dimanapun dan kapanpun kami berada.. yaa rahman yaa rahiim yaa allah.. aamiin yaa allah berikanlah kepada kami rizki, keteguhan, dan istiqomah. Ambil kami dan wafatkan kami dalam islam dan sunnah. Allahumaasaluka khusnulkhotimah.. wanaudzubikaminsyuilkhotimah.. ya allah kami mohon kepadamu tutup umur kami dalam keadaan khusnul khotimah dan dalam keadaan yg terbaik, dan kami berlindung kepadamu dari kematian yg syuuil khotimah atau kematian yg buruk.. aamiin robbanaa atinafidunya hassanah wafiil’akhirotii hassanah wakinaadzabannar.. wassalallahualanabinamuhammadin waallaalih subhanarobbikharobbilizzatiammayaasifuun wassalamunalalmursaliin walhamdulillahirobbilalaamiin.. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

MeMo : Teman-teman kalian yg semisalnya membaca tolong share yaa ;)